Kamis, 22 Januari 2009

jalan

ada dua  kata jalan yang kutemi dengan tafsiran yang berbeda di dalam Alqur'an. pertama 'shiroth' yang rajin kita bacai demi menunaikan kewajiban surat Alfatihah yang mulia setelah merapal iftitah. kedua adalah 'sabil'. rasa-rasanya, kata ini begitu sering kujumpai, lebih bila dibandingkan dengan shiroth. maknanya pun serupa, jalan. 
Tuhan yang mulia tentu mempunyai alasan kuat untuk berlaku seperti itu. Ulama kecintaanku, Quraisy Shihab berkata mengenai shiroth yang aku simpulkan dengan shiroth mempunyai makna lebih luas dibandingkan dengan sabil. Dalam shiroth, Tuhan menyampaikan dalam konteks hanya untuk orang-orang yang sebelumnya memang telah diberi petunjuk, orang-orang sholeh. tidak dengan sabil yang jalannya lebih luas. selain orang-orang sholeh, ia pun merangkul orang jahat untuk ikut berbagi kata ini.
 jalan pun tidak lagi sesederhana lima hurufnya. ia kini telah pula menyatu dengan kendaraan yang berjalan menyusurinya. Utara, Selatan, Barat dan Timur hanya sekadar arah untuk melalui bumi yang bulat. kau bisa tiba lebih lambat atau lebih cepat atau malah tersasar terus menerus berpindah jalur.
bagaimana dengan peta yang telah kau dapatkan? sudahkah kau buang? atau malah kau rawat baik-baik peta itu, kau laminating dengan plastik yang paling mahal dan setelahnya kau masukkan ke dalam peti. 
kawan, tidakkah kau terlalu asik berdebat di dalam bis itu untuk menentukan kemana lagi arah tujuan yang sebenarnya tanpa kau perhatikan benar-benar petunjuk yang ada dalam peta?
selalu saja tentang demokrasi, selalu saja tentang wacana, tentang citra.
kadangku bertanya, masihkah kami layak diberi petunjuk setelah menyia-nyiakan segala karunia yang terus menerus Kau hembuskan? pantaslah kalau shiroth Mu hanya bagi orang-orang mulia.




Tidak ada komentar: