Kamis, 22 Januari 2009

gencatan senjata

Hanya beberapa hari setelah mereka mengatakan gencatan senjata, kapal perang  di laut timur gaza, berdentum, melesakkan peluru buta menghasilkan teriak bocah perempuan dan seorang dewasa. orang paling tuli pun akan mafhum bila para penjajah itu memang sudah kehausan darah.  cuma sayang, dia tuli sehingga tak bisa mendengar. 
cuma, si tuli pasti sadar bahwa tidak ada yang tahu kapan kelengangan ini usai. ia hanya bisa bertanya apakah memang sengaja diciptakan demi menghormati seorang presiden kulit berwarna yang tiba-tiba memimpin suatu negara adidaya. atau demi  menjaga stamina untuk masuk lagi di babak kedua?
bantuan masuk. untuk menjaga agar para manusia masih menyebut mereka sebagai manusia. para juru warta menjelajah merekam berbagai deskripsi hancurnya nilai-nilai yang diberi label kemanusiaan. rumah hancur, bangunan rusak, mayat bergelimpang berbicara memberi alarm tanda bahaya. 
tahukah kau apa yang menakjubkan kawan? dibalik semua hancur dan lebur itu, mata-mata nanar mereka enggan menyimpan sedih. mesjid masih penuh dengan liturgi para pendoa. qunut nazilah dibaca serentak, merdu menggapai langit. tak ada yang tak mungkin. para penjajah itu akan hancur dengan lemparan batu. kami akan tetap berjuang.

Tidak ada komentar: