Jumat, 14 Maret 2008

Tetap Bergizi di Tengah ‘Resesi’

Malam itu, Titin bergegas mencari warung. Warga Condet Jakarta Timur itu tengah bingung lantaran harus memilih mana lauk yang sesuai untuk teman makan keluarganya. Bukan warung tegal atau warung padang yang ia pilih, Titin lebih suka warung gorengan. Karuan saja perempuan setengah baya itu beropsi demikian, uang di genggaman yang tinggal lima ribu rupiah menjadi soal. Dengan modal seadanya, Titin harus pandai-pandai agar ia dapat memenuhi makan malam suami, anak dan cucunya di hari nestapa itu. Standar gizi yang sejak dulu rendah pun kini harus disesuaikan kembali demi kelangsungan hidup keluarganya. Harga bahan makanan dan minyak goreng yang melonjak, menjadi pemicu utama.

Titin tidak sendirian. Simak saja penuturan ibu rumah tangga di surat kabar, televisi dan radio. Mereka mengeluhkan tingginya harga bahan makanan seperti tahu dan tempe yang sejak dahulu menjadi andalan dalam memenuhi asupan protein di kalangan keluarga menengah ke bawah. Harga minyak goreng dan minyak tanah yang semakin melambung juga menjadi alasan pembenar mereka untuk menurunkan standar gizi.

Bukan hanya itu, yang cukup mengiris dada adalah saat ini, begitu banyak berita yang menayangkan anak balita yang mengalami penyakit gizi buruk karena asupan gizi yang kurang. Juga, tidak jarang kita melihat masyarakat di daerah yang mengonsumsi nasi bekas yang dijemur kembali untuk dijadikan beras, yang mereka sebut aking.

Sekadar pengetahuan, tingkat konsumsi rakyat Indonesia per kapita tiap tahun – kecuali beras – bila dibandingkan dengan negara lain untuk berbagai produk pangan penting yang sebenarnya merupakan sumber asupan gizi masih sangat rendah. Mantan Ketua HKTI, Siswono Yudo Husodo menyebutkan rakyat Indonesia mengonsumsi telur 3,48 kg/kapita/tahun (Malaysia 17,62 kg, dan Filipina 4,51 kg), daging 7,1 kg/kapita/tahun (Malaysia 46,87 kg, dan Filipina 24,96 kg) kemudian ikan 26 kg/kapita/tahun (Malaysia 45 kg dan Jepang 70 kg).

Tidak cukup dengan itu, konsumsi sayuran bangsa kita ternyata juga menyedihkan. Tercatat rakyat Indonesia cuma mengonsumsi sayuran 37,94 kg/kapita/tahun, jauh di bawah standar FAO 65,75 kg setara dengan tingkat konsumsi susu rakyat Indonesia yang baru 6,50 liter kapita/tahun, sementara India telah mencapai 40 liter .

Mengenai kondisi ini, ahli gizi berbasis makanan tradisional, Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma, mengatakan menurunnya standar gizi yang terjadi di masyarakat, merupakan akibat dari naiknya harga kebutuhan pokok sembako, termasuk sayuran-sayuran, yang dipastikan berimbas terhadap daya beli masyarakat terutama masakan menengah ke bawah. “Bukan tidak mungkin mereka tak lagi memperhatikan apakah makanan yang dimakan memberikan asupan gizi bagi tubuhnya, yang lebih diutamakan adalah memenuhi kebutuhan makan sehari-hari atau asal kenyang”, ungkapnya

Kondisi ini diperparah dengan pola hidup tidak higienis yang masih menjangkiti masyarakat Indonesia. Memburuknya kondisi lingkungan akibat tingginya pencemaran atau polusi di berbagai aspek kehidupan, di darat, laut mau pun udara. ”Karena kondisi demikian, saat ini tidak mudah mendapatkan atau menciptakan pola hidup yang higienis”, tutur Hembing.

Hembing sendiri mengartikan higienis sebagai bersih, bebas dari penyakit. Menurutnya, pola hidup yang higienis adalah sebagai salah satu bagian dalam upaya untuk mencegah masuknya sumber penyakit ke dalam tubuh. “Hal tersebut dapat diperoleh dengan menerapkan dan menjaga kebersihan baik sumber penyakit yang terlihat maupun yang tidak dapat dilihat mata misalnya kebersihan dalam proses pengolahan makanan, masakan, minuman, atau produk lainnya termasuk lingkungan”, ujar Hembing.

Selain itu, maraknya bahan kimia berbahaya yang ada di dalam makanan-makanan instant atau olahan yang masih gemar dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia menambah merah nilai rapor gizi bangsa ini. Sebutlah cemilan anak seperti ciki dan keripik yang menggunakan bahan pengawet yang amat digemari anak-anak dibanding makanan rumah. Padahal tanpa mereka sadari, dibalik berbagai macam jajanan tersebut terkandung ancaman bagi kesehatan.

Profesor yang juga merupakan pakar pengobatan tradisional ini kemudian menjelaskan aneka jajanan yang biasa dijumpai di rumah maupun di lingkungan sekolah seperti fast food, makanan instan, soft drink, snack, permen, es, minuman segar, gulali, goreng-gorengan, dan sebagainya mempunyai kualitas makanan yang terkadang sangat buruk karena proses pembuatan yang tidak higienis dan menggunakan bahan dengan standar gizi rendah atau bahan kimia. “Misalnya saja penggunaan bahan tambahan sintetis dan bahan kimia penyedap rasa, pewarna, pengembang, pengempuk, pengawet seperti: MSG, rhodamin b, boraks, formalin, dan sebagainya”, ujar Hembing.

Hembing mengeluhkan tentang kebiasaan mengonsumsi jenis makanan yang miskin gizi tersebut mengakibatkan anak-anak kekurangan gizi kronis. “Terlebih lagi bila pola makan yang demikian telah dilakukan sejak anak usia pra sekolah hingga usia remaja. Pengaruhnya bisa secara langsung dirasakan ataupun pada masa-masa mendatang”, ungkapnya.

Kembali mengenai masalah kesulitan ekonomi, Hembing mengungkapkan bahwa hal itu bukanlah alasan untuk tidak memperhatikan pola makan yang sehat. Pria keturunan tianghwa ini menjelaskan bahwa sebenarnya banyak makanan bergizi terdapat pada aneka bahan makanan yang bisa didapatkan di lingkungan sekitar dan harganya pun terjangkau. Hembing menyebut bayam, kangkung, sawi, wortel, buncis sebagai misal.

Akan tetapi, ia mensyaratkan proses pengolahan bahan makanan tersebut sebelum dikonsumsi. “Bila proses pengolahannya tidak benar misalnya terlalu matang saat dimasak, sayuran direndam dalam air sebelum dimasak, sayuran telah rusak atau tidak segar, hal tersebut tentunya akan mengurangi atau merusak kandungan gizinya bahkan gizinya hilang, bahan makanan mahal dan bermutu tinggipun bila proses pengolahannya salah kandungan gizinya akan rusak bahkan hilang”,jelas Hembing.

Selain itu, Hembing menganjurkan agar masyarakat meningkatkan kreatifitas dalam pengolahan makanan, seperti mengurangi atau menghindari olahan makanan yang digoreng. Manfaatnya selain untuk menghemat minyak goreng, mengurangi kolesterol, lemak juga penghematan energi atau bahan bakar.

Ia pun menyarankan untuk mengubah dan memvariasikan pengolahan masakan menjadi lebih praktis dan cepat seperti dengan cara dikukus, direbus, di tim atau dimakan mentah sebagai lalapan. Untuk pemenuhan asupan protein, Hembing menerangkan dapat diperoleh dari tahu, tempe, telur atau ikan yang harganya lebih terjangkau dibandingkan daging sapi atau ayam.

Lebih jauh, Hembing menjelaskan bahwa sehat merupakan perintah agama. Menurutnya, untuk menjaga kesehatan dan membersihkan manusia dari racun yang terdapat di dalam tubuhnya, Islam memberikan beberapa tuntunan : seperti hadist yang menyatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman (H.R.Muslim), anjuran untuk beristirahat yang cukup seperti yang tertera dalam Q.S. Annaba : 9, “dan kami telah jadikan tidur kamu untuk istirahat” dan hadist yang memerintahkan agar berobat bagi yang sakit, “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit melainkan menurunkan pula obatnya, maka berobatlah (H.R.Nasai)”.

“Islam senantiasa mengajarkan kebaikan kepada umatnya termasuk juga memberikan tuntunan penganutnya mengenai kesehatan yang terdapat dalam kitab Al Qur’an”, jelas Hembing.


Tips memenuhi kebutuhan gizi secara hemat :

1) Membeli dan mengolah masakan dengan bahan makanan yang harganya terjangkau misalnya dengan memanfaatkan sayuran-sayuran. Jenis makanan tersebut memiliki gizi tinggi, berserat, antioksidan dan antikanker yang dibutuhkan tubuh misalnya sayuran hijau seperti buncis, kacang panjang, bayam, daun singkong, daun pepaya dan sebagainya. Selama ini jenis makanan tersebut sering diabaikan, padahal besar sekali manfaatnya tubuh.

2) Meningkatkan kreatif dalam pengolahan makanan misalnya mengurangi/menghindari olahan makanan yang digoreng, selain untuk menghemat minyak goreng, mengurangi kolesterol, lemak juga penghematan energi/bahan bakar .

3) Ubah dan variasikan pengolahan masakan menjadi lebih praktis dan cepat misalnya dengan cara dikukus, direbus, di tim atau dimakan mentah sebagai lalapan.

4) Kembali ke makanan tradisional misalnya konsumsi sayuran segar atau dikukus yang diolah menjadi asinan, salad, gado-gado, pecel, lotek. Jenis makanan dapat diperoleh dengan harga terjangkau namun sehat dengan asupan gizi seimbang. Sebelumnya mungkin lebih banyak mengkonsumsi masakan tumisan, gorengan, berkuah santan dan pedas

5) Untuk pemenuhan asupan protein dapat diperoleh dari tahu, tempe, telur atau ikan yang harganya lebih terjangkau dibandingkan daging sapi atau ayam

6) Perhitungkan dengan baik saat memasak jangan berlebihan sesuaikan dengan kebutuhan orang yang akan makan sehingga tidak mubazir.

7) Tekan pengeluaran biaya untuk makan dengan membatasi atau meninggalkan pengkonsumsian makanan olahan, fast food seperti nugget, ayam goreng, ham, sosis, dan sejenisnya. Jenis makanan tersebut selain mahal juga miskin gizi harganya pun mahal.

Kamis, 13 Maret 2008

Keluarga Sehat ‘Terlibat dan Terikat’ Ala Bunda Neno

Bagi pesohor seperti Titi Widoretno Warisman (44) alias Neno Warisman, kesehatan adalah hal yang spesial. Maklumlah, kesibukan sehari-hari dalam menggeluti profesi, membuat perempuan yang akrab disapa bunda neno ini harus menjaga kebugaran.

Bagi bunda neno, pola makan yang sehat dan olahraga adalah kunci. Untuk itu, ia memutuskan tidak menggunakan produk-produk makanan kemasan. Bayangkan, untuk garam saja, bunda lebih memilih mengambilnya langsung dari laut dibanding garam olahan. Begitu juga dengan olahraga, bunda mengaku sekarang tengah rutin menyempatkan diri untuk bermain trampoline.

Selain harus mengurus kesehatan pribadi, bunda dari Giffari Zakka Waly, Maghfira Izzani Maulania dan Raudya Tuzzahra Ramahani ini juga harus memperhatikan kesehatan keluarganya. Semua aktivitas pekerjaan bukanlah ajang pembenaran bagi istri dari Ahmad Widiono Dani Wiratmoko tersebut. Bagaimana kiat bunda neno dalam membentuk keluarga yang sehat di tengah aktivitasnya sehari-hari? Berikut kutipan wawancara dengan perempuan yang pernah mengusulkan kepada pemerintah untuk mengganti nama Rumah Sakit menjadi Rumah Sehat ini melalui email yang dikirim kepada redaksi Mapi.

Arti kesehatan bagi bunda neno?

Bagian amat penting dalam mewujudkan mimpi besar memiliki generasi islam yang kuat, yang tidak lemah, yang tidak mudah dijerat rokok narkoba dan seks bebas, yang tahu untuk apa dia hidup dan akan sampai dimana dia berakhir. Generasi yang bisa dipercaya memegang amanah kekayaan bumi, bukan generasi yang korup dan khianat lagi. Ok, itu pentingnya kesehatan. Apa kaitannnya? Karena kita adalah apa yang kita makan. We are what we eat. Kita makan sesuatu, harus kita tahu, apa dampaknya untuk tubuh, lalu otak, lalu ke perilaku. Bukan soal makan untuk golongan darah seperti yang populer belakangan.

Sebagai salah seorang public figure, apa pola hidup yang bunda terapkan untuk menjaga kesehatan?

Bergerak. Olah raga dan Sinar matahari sedikitnya satu jam sehari, menjaga pasokan air putih. Kami punya rumus kebutuhan harian: Berat tubuh x 30 mili. Tubuh 60 kilo minimal 1,8 liter. Minum bertahap sambil menggado sedikit garam laut dari laut yang tidak tercemar (bukan garam meja, garam pabrik) . Saya dan anak-anak masing-masing punya botol terpajang di meja makan tidak dipindahkan, diberi penanda warna yang berbeda-beda agar masing-masing dapat cek juga saudaranya dan dirinya sendiri, apakah pasokan air sudah cukup. Air putih bukan sekedar bahan atau zat pelarut seperti yang dikatakan oleh dunia kedokteran tetapi juga memiliki zat-zat pembangun dan berperan amat vital dalam penjagaan kinerja perangkat tubuh.


Bagaimana menerapkan budaya sehat dalam keluarga?

Tidak makan makanan dan minuman yang diproses atau diolah. Bukan hanya dari kaleng atau kemasan apapun, tetapi juga termasuk beras yang melalui proses pemutihan dan proses penggundulan vitamin (yang justru beredar di semua warung dan mal). Termasuk juga diolah adalah tepung dan produknya seperti roti-roti dan kue-kue, kemudian juga susu, termasuk diolah adalah susu kaleng.
Kami juga membuat komposisi makanan di rumah lebih banyak yang mentah,. Sayur dan Buah. Jus sayur, Jus buah. perasan bumbu-bumbu dapur seperti kunyit dan jahe. Untuk masak juga gunakan alat-alat masak stainless atau gerabah sekalian, kemudian berpikir positif dan berkomunikasi dengan patut terhadap apapun keadaan yang dihadapi, akan menggenapkan ikhtiar budaya sehat keluarga.

Bagaimana bunda membuat perencanaan kesehatan keluarga?

Dengan program TERLIBAT dan TERIKAT. Buku-buku kesehatan serta berita-berita kesehatan merupakan ajang diskusi yang sengaja diciptakan agar anak terlibat dalam gagsan besar kita untuk merencanakan dan ikut memproses lahirnya generasi yang kuat di belakang hari. Saya secara transparan mengatakan bahwa upaya kami adalah untuk membentuk pola makan yang menyelamatkan (PMM) demi cucu-cucu kami yang hebat di kemudian hari, “yaitu anak-anak kalian!”, kata kami pada mereka.

TERIKAT. Dengan meminta komitmen mereka untuk kalau sudah merasa mendapatkan kegunaan, misalnya sudah menjadi lebih kurus (karena dalam 2 bulan saja, kami berkurang berat ada yang 12 kilo, ada yang 9, ada yang 5, ada yang 7 , beragam. Tanpa suntik, tanpa obat, tanpa yang mahal-mahal ditawarkan orang, cukup rubah pola makan. Mahalnya ada di buah saja. Mereka juga dihimbau untuk menyampaikan ke sekitar. Dari 3 anak , yang sulung sudah rajin memproduksi tulisan tulisan untuk dihimbaukan di madding-mading. Sekarang juga dia sedang menyelesaikan buku pertamanya, Ada tulisan-tulisannnya beberapa tentang PMM (Pola Makan yang Menyelamatkan) . Saya sedang merencanakan untuk menyusun buku ringan seputar PMM ini. Doakan ya.

Punya tips untuk menjaga keseimbangan hidup sehat bunda dengan keluarga di tengah rutinitas yang tengah bunda jalani?

Peluk, cium, bercanda, ngobrol, terlibat dalam urusan / kegiatan bersama, membahas hal yang disukai seperti belanja buku, shalat berjamaah, mengaji bersama, diskusi harian, bekerja dengan targrt bersama, saling memperbaiki diri, nonton di rumah, kemping kecil di teras belakang, saling menghargai prestasi tiap anggota keluarga, berusaha menerapkan sunnah sunnah, atau memberi kejutan dan hadiah pada ibu dan mbak khadimat atau supir, atau sekeliling, teman kerabat, keluarga. Oya termasuk masak bersama, beres-beres rumah bersama... semua hal yang dapat dilakukan bersama adalah penyeimbang hari-hari berpisah selama bekerja di tempat jauh dari rumah.

Pernah ada anggota keluarga yang protes terhadap pola hidup sehat yang bunda terapkan?
Ada. Sifatnya selalu membangun. karena komunikasi sudah baik, tidak tersumbat, protes pun cair, diterima, diolah, dieksekusi juga bersama.

Pernah ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit parah?Penyebabnya?

Ya pernah. Seperti typhus. Tapi dirawat di rumah. Pernah dirawat di rumah sakit, tapi sekali saja. Sekarang semoga tidak usah lagi berusursan dengan rumah sakit. Oya, dari dulu selalu saya sampaikan, ganti rumah sakit dengan rumah sehat. Yang sudah melakukan adalah rumah sehat masjid sunda kelapa. Rumah sakitnya bernama RUMAH SEHAT. Harusnya pemerintah buat keputusan untuk, mengganti nama rumah sakit jadi rumah sehat. NAnti kalau anakku generasi berikut jadi presiden ya. Doakan saja kita punya pemimpin-pemimpin yang lebih baik, lebih amanah,, lebih cerdas, lebih kuat, lebih takut pada ALLAH.

Saat ini begitu banyak jajanan anak yang tidak memenuhi standar gizi, bagaimana bunda menyiasati agar anak-anak terhindar dari makanan tersebut?

Pengetahuan dan pemantauan. Akhirnya anak-anak bisa buat coklat aman sendiri. Makan yoghurt buatan sendiri. Kadang ada keinginan jajan sesekali, ya gak apa. Tapi jajan misalnya kue putu. Jajan jajan dalam kemasan, mereka udah takut juga. tapi kalau sesekali kangen, biar ajalah. Masih anak-anak, nanti juga tidak mau lagi. Yang penting tidak sembunyi-sembunyi.
Restoran besar sekalipun banyak joroknya. 3 P merupakan kekhasan resto. Penyedap, Pengawet, Pewarna. Untuk pewarna mungkin lebih mengerikan pada makanan anak-anak dalam kemasan. Ngeri. Pewarna tambok dimakankan ke anak kita! Ini industri gila, jahat.

Punya menu makanan favorit keluarga?

Durian belah sama-sama, asyiiik. Juga shabu-shabu jepang. Dan ikan bakar udang bakar atau rebus, yammi! Anak-anak senang kepiting seperti ayah mereka, saya tidak. rata-rata suka sea food.

Menurut bunda, apakah makanan sehat selalu merupakan makanan yang mahal?

Tidak. Kita cuma memilih dan mengganti serta mengatur. Contoh: Susu kaleng diganti susu segar. Kalau dihitung, susu segar jadi lebih mahal, kan seliter bisa untuk 4 mug. kami tidak makan nasi kan, jadi pos untuk beras hilang. Mentega dan keju-kejuan proses juga roti di mal-mal tidak lagi kami beli, digantikan untuk beli buah. Itu contoh nyata. Tiap keluarga punya budayanya.

Olahraga favorit bunda dan keluarga?

Sekarang lagi senang trampolin. Tapi berenang dan jalan kaki enak, sehat, murah. Anak perempuan yang dua maunya berenang saja. Kalau yang laki-laki sepak bola, bersepeda, tifan. Ayahnya tenis, lari, berenang, rutin.
(aby)

Senin, 10 Maret 2008

ayat-ayat cinta

Kang Abik : “Untuk Film Selanjutnya, Agar Arti-Artisnya Fasih Membaca
Al qur’an”

Film Ayat-Ayat Cinta besutan sutradara Hanung Bramantyo, meraih hasil manis di pasaran. Republika online mencatat hingga awal Maret, film yang diilhami dari Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman el Shirazy itu telah ditonton oleh lebih dari satu juta setengah orang.
Sementara itu, dalam jumpa fans yang digelar Ahad (10/3) lalu di Ruang Anggrek, Istora Senayan, Jakarta, penulis novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman el Shirazy atau akrab disapa dengan panggilan Kang Abik, mengatakan saat ini pihaknya sedang menjajaki kemungkinan novelnya yang lain, ‘Ketika Cinta Bertasbih’ untuk juga dijadikan film. Kang abik menambahkan sebagai evaluasi dari film Ayat-Ayat Cinta, maka di dalam film ini, ia mensyaratkan agar pemeran dari tokoh-tokoh dalam film ini dapat membaca Alqur’an, “untuk film selanjutnya, agar artis-artisnya fasih membaca Al Qur’an, tutur Kang Abik.
Selain itu , jumpa fans yang dipadati oleh sekitar 500 penggemar itu menghadirkan artis-artis pemain film Ayat-Ayat Cinta, seperti Saskia Mecca dan Mieke Widjaja. Saskia yang berperan sebagai tokoh Noura mengatakan bahwa sudah sejak awal ia berharap dapat ikut serta dalam film islami tersebut. “Dulu saya bilang sama kang abik kalau saya rela untuk main meski hanya sebagai figuran”.
Perempuan asal Bogor ini juga merasa tertantang setelah mengetahui dirinya terpilih untuk memerankan sosok Noura, perempuan Mesir yang memfitnah Fahri dengan mengatakan bahwa Fahri yang memperkosa dirinya. “Sebenarnya Noura ditawari untuk diperankan oleh artis lain, tetapi karena yang bersangkutan menolak karena takut image nya rusak, akhirnya saya yang memainkan. Dari situlah saya merasa tertantang”, tutur Saskia.
Akibat berperan sebagai Noura, artis yang melejit lewat sinetron ‘Lorong Waktu’ ini mempunyai pengalaman menarik.”Waktu itu saya ke Bali untuk jumpa fans Ayat-Ayat Cinta, lalu ada seorang ibu yang memanggil saya, Noura-Noura, saya menoleh dan tersenyum, tapi ibu itu lalu berkata, ga jadi deh, soalnya jahat sih”.
Pengalaman berbeda dirasakan oleh artis senior Mieke Widjaja. Artis yang terbiasa memerankan tokoh antagonis ini berujar baru membaca novel Ayat-Ayat Cinta setelah filmnya usai dibuat. Meski demikian, ia bersyukur dapat ikut menjadi bagian dari film laris tersebut.”Alhamdulillah saya bisa ikut menjadi bagian dari Ayat-Ayat Cinta, mudah-mudahan film ini dapat menginspirasi generasi muda”, tutur Mieke.
Mieke yang memerankan tokoh Ummu Fatih, isteri dari Syaikh Ustman ini mengaku hanya bermain dalam beberapa adegan yang semuanya mengambil lokasi di dalam negeri, meski setting cerita Ayat-Ayat Cinta sendiri, ada di Mesir. “Saya main hanya ketika Aisyah mencari surat-surat Fahri di rumah Ummu Fatih dan ketika Fahri dan Aisyah taaruf. Lokasi syutingnya juga cuma di Semarang dan di Menteng, jadi Kairo nya saya ya ada di Semarang sama Jakarta”, gurau Mieke (Aby).

Nb : kang fotonya gelap-gelap euy, pake ilustrasi dari gambar internet aja yah

ayat-ayat cinta

Kang Abik : “Untuk Film Selanjutnya, Agar Arti-Artisnya Fasih Membaca
Al qur’an”

Film Ayat-Ayat Cinta besutan sutradara Hanung Bramantyo, meraih hasil manis di pasaran. Republika online mencatat hingga awal Maret, film yang diilhami dari Novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman el Shirazy itu telah ditonton oleh lebih dari satu juta setengah orang.
Sementara itu, dalam jumpa fans yang digelar Ahad (10/3) lalu di Ruang Anggrek, Istora Senayan, Jakarta, penulis novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman el Shirazy atau akrab disapa dengan panggilan Kang Abik, mengatakan saat ini pihaknya sedang menjajaki kemungkinan novelnya yang lain, ‘Ketika Cinta Bertasbih’ untuk juga dijadikan film. Kang abik menambahkan sebagai evaluasi dari film Ayat-Ayat Cinta, maka di dalam film ini, ia mensyaratkan agar pemeran dari tokoh-tokoh dalam film ini dapat membaca Alqur’an, “untuk film selanjutnya, agar artis-artisnya fasih membaca Al Qur’an, tutur Kang Abik.
Selain itu , jumpa fans yang dipadati oleh sekitar 500 penggemar itu menghadirkan artis-artis pemain film Ayat-Ayat Cinta, seperti Saskia Mecca dan Mieke Widjaja. Saskia yang berperan sebagai tokoh Noura mengatakan bahwa sudah sejak awal ia berharap dapat ikut serta dalam film islami tersebut. “Dulu saya bilang sama kang abik kalau saya rela untuk main meski hanya sebagai figuran”.
Perempuan asal Bogor ini juga merasa tertantang setelah mengetahui dirinya terpilih untuk memerankan sosok Noura, perempuan Mesir yang memfitnah Fahri dengan mengatakan bahwa Fahri yang memperkosa dirinya. “Sebenarnya Noura ditawari untuk diperankan oleh artis lain, tetapi karena yang bersangkutan menolak karena takut image nya rusak, akhirnya saya yang memainkan. Dari situlah saya merasa tertantang”, tutur Saskia.
Akibat berperan sebagai Noura, artis yang melejit lewat sinetron ‘Lorong Waktu’ ini mempunyai pengalaman menarik.”Waktu itu saya ke Bali untuk jumpa fans Ayat-Ayat Cinta, lalu ada seorang ibu yang memanggil saya, Noura-Noura, saya menoleh dan tersenyum, tapi ibu itu lalu berkata, ga jadi deh, soalnya jahat sih”.
Pengalaman berbeda dirasakan oleh artis senior Mieke Widjaja. Artis yang terbiasa memerankan tokoh antagonis ini berujar baru membaca novel Ayat-Ayat Cinta setelah filmnya usai dibuat. Meski demikian, ia bersyukur dapat ikut menjadi bagian dari film laris tersebut.”Alhamdulillah saya bisa ikut menjadi bagian dari Ayat-Ayat Cinta, mudah-mudahan film ini dapat menginspirasi generasi muda”, tutur Mieke.
Mieke yang memerankan tokoh Ummu Fatih, isteri dari Syaikh Ustman ini mengaku hanya bermain dalam beberapa adegan yang semuanya mengambil lokasi di dalam negeri, meski setting cerita Ayat-Ayat Cinta sendiri, ada di Mesir. “Saya main hanya ketika Aisyah mencari surat-surat Fahri di rumah Ummu Fatih dan ketika Fahri dan Aisyah taaruf. Lokasi syutingnya juga cuma di Semarang dan di Menteng, jadi Kairo nya saya ya ada di Semarang sama Jakarta”, gurau Mieke (Aby).

Nb : kang fotonya gelap-gelap euy, pake ilustrasi dari gambar internet aja yah

Selasa, 04 Maret 2008

cita

aku menciumi dia, harum dan baunya.. sehirup demi hirup
aku menjejaki dia, selangkah demi selangkah
aku mendaki dia hingga puncak, hingga tak ada lagi yang bisa dikeluarkan.
pikir, ucap, dan laku menjadi sebuah melodi, instrumen perjalanan
idealis atau pragmatis, aku yang membuat keputusan.
cita, dengarlah gaungku! aku kan datang, membopongmu hingga haribaan.
demi Tuhan dan manusia... aku akan datang. sungguh, aku akan datang.