Minggu, 31 Agustus 2008

lebah dan madu

Akupuntur dengan sengat lebah

Teknik ini juga merupakan warisan jaman nenek moyang dulu yang dikembangkan di timur tengah dan di negeri tiongkok. Saat ini, teknik yang juga disebut dengan Aphiterapi ini sudah disahkan sebagai salah satu teknik pengobatan alternative akupuntur pada Konferensi Akupuntur se dunia ke II di Cina.

Menggunakan prinsip Yi Du Gong Du atawa racun melawan racun, teknik pengobatan ini terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam panyakit. “Alhamdulillah, sudah ada pasien stroke yang bisa kita sembuhkan dengan sengat lebah ini”, ungkap Ummi Anna Rosdiana, kepala klinik Tibbun Nabawi yang ada di Ciburial, Bandung.

Cuma, tidak bisa sembarang lebah dapat digunakan untuk praktik sengat ini. Umumnya, para terapis menggunakan lebah ternak yang berjenis Apis Cerana yang banyak terdapat di daerah asia dan Apis Melifera yang berasal dari Australia. “umumnya di Indonesia menggunakan Apis Cerana’, ungkap Ummi.

Berbagai khasiat madu

Ternyata, madu tidak hanya berfungsi sebagai minuman atau suplemen penambah gizi. Saat ini, madu juga dikembangkan untuk metode-metode alternatif lain. Madu yang disebut dalam salah satu ayat Alqur’an sebagai obat mujarab bagi manusia ini pun bisa berfungsi sebagai obat untuk berbagai macam penyakit luar.

Contoh saja penyakit kulit dan luka bakar. Dengan mengoleskan madu ke bagian tubuh yang terluka, dapat menetralisir bakteri yang ada di luka. Selain itu, madu pun berkhasiat untuk membersihkan wajah dari jerawat. Asal terlebih dahulu dicampur dengan outmeal untuk masker pada wajah anda.

Selain itu, madu juga dapat digunakan untuk obat tetes mata. Umumnya, madu tersebut diformulasikan dengan ramuan pilihan yang berasal dari herba kitoloid. Khasiatnya, obat tetes mata ini dipercaya bisa membersihkan kotoran yang ada dalam mata dan bisa mengurangi minus, plus dan silinder pada mata. Bagaimana, mau mencoba?

Minggu, 24 Agustus 2008

pada suatu ketika

malam itu mendadak dingin. suhu yang tadinya hangat berkhianat. ia berteriak, "tidak ada yang mendekapku,tidak ada yang mau bicara padaku..aku sangat kesepian.."ujarnya.ia berlari mencari pelampias.. membunuh segala rutinitas..mencoba mencari, sekali lagi mengidentifikasi diri..

aku bosan menjadi selimut dari para manusia-manusia tidak tahu diri di bumi sana..aku bosan mendapati matahari yang menjemput dan meninggalkanku..aku bosan dengan bintang yang bisanya hanya bersinar..diam dan diam.

ia mencari cara..waktunya berkontempelasi..

pada suatu ketika..
di ramadhan sana..
ketika ulat yang hina,menjadi kupu yang mulia