Kamis, 08 Januari 2009

Bertualang masakan sabarang di Rajo Melayu


 

Khazanah kuliner melayu memang tidak sebatas di tanah padang. Walau  menu minang lah  yang lebih umum dikenal orang, namun jangan lantas meremehkan masakan dari penjuru melayu lainnya. yang  menawarkan menu khas nan menggiurkan. 

 

            Ingin merasakan masakan melayu dari A hingga Z? kepala kakap yang bersantan kental, pedasnya rendang daging sapi, gurihnya gulai ikan asap atau ikan salai sampai manisnya pulut durian? Atau anda masih penasaran dengan beverage asli Malaysia seperti kopi tarik dan teh tarik?   Tidak perlu repot untuk pergi ke tanah seberang, aneka masakan melayu ini dapat anda nikmati di sebuah resto yang ada di tanah keramat para penikmat kuliner, Bandung.

           

            Adalah Rumoh Makan Raja Melayu, resto ini bernama. Letaknya, persis di pertigaan Jalan Citarum. Akan tetapi jika anda kurang familiar dengan jalan tersebut, maka lihatlah Gedung Sate sebagai patokan. Raja Melayu  terletak cuma sekitar 200 meter dari arah selatan gedung kebanggaan warga Bandung itu.

 

            Resto ini buka dari jam 10.00 hingga jam 22.00 dan akan sangat penuh pada jam sibuk ketika lunch time, sekitar pukul 13.00 dan saat makan malam di pukul 20.00. Maka, jika anda ingin lebih khidmat mencicipi menu di resto ini, datanglah di luar waktu tersebut. Syaratnya, jangan terlalu malam, karena pastinya pilihan menu di Raja Melayu akan semakin berkurang.

 

            Lahir pada 9 Mei 2007 lalu, Raja Melayu mempunyai misi ingin mempopulerkan beragam jenis masakan dari tanah melayu ke masyarakat luas. Maka, maklumlah bila sebelum berdiri, anak cabang dari PT Tirtagangga Tirtamaya ini menyiapkan tim khusus untuk mencari aneka masakan rumah di penjuru sumatera. “kami mengadakan riset untuk mencari aneka masakan melayu selama delapan bulan ke berbagai tempat dari taman mini sampai sumatera”, tutur Senior Bussines Development Rumoh Makan Raja Melayu, Reza Mahdi.

           

            Jadi jangan heran bila anda menemukan menu referensi baru seperti ayam tangkap, teh jialing,  daun ubi tumbuk atau pajri nanas. Kesemuanya merupakan masakan asli melayu yang mempunyai tarif variatif , dari enam ribu hingga limapuluh ribuan.

 

            Untuk ukuran rumah makan, Raja Melayu pun tergolong mewah. Coba tengok bangunannya yang megah, tempat parkir yang bisa menampung sampai 30-an mobil, hingga ruang makan yang juga bisa menampung sekitar 200 orang tamu, kian memberi kesan luks pada resto yang baru berdiri satu tahun ini.

           

            Ada satu  nilai tambah yang mungkin tidak anda temui di restoran lain, para waitress dengan busana khas melayu yang mempunyai wajah rupawan. Yang lebih unik adalah label nama yang ada di dada kiri mereka, di sana, nama menu favorit tertera seperti kepala kakap atau gulai ikan salai. “Dengan cara ini, kita ingin para pengunjung tetap ingat kepada menu yang telah dimakan”, aku Reza.

            Setelah disambut oleh para pelayan, anda pun akan disuguhi interior melayu yang menggabungkan corak modern dan tradisional. Komposisi warnanya pun terkesan dinamis. Gabungan  merah, kuning dan hijau yang menghias warna dasar putih akan memberi energi lebih kepada anda untuk menyantap beragam masakan melayu, lagi-dan lagi.

 

            Soal menu, jika anda bukan orang melayu, jangan sungkan untuk meminta rekomendasi para pelayan. Soalnya, selain penuh dengan alternatif, ada beberapa  menu utama masakan yang cuma cocok dikombinasikan dengan pasangan menu tertentu.  “Seperti gulai ikan salai semalam ini cocok disajikan dengan tumis kangkung sebagai penawar  rasa gulai yang sudah terlalu pedas”,  Reza menerangkan. Menu yang dicontohkan Reza ini memang tercatat sebagai satu dari beragam menu andalan di resto ini. Di mata pengunjung, masakan khas Riau tersebut sungguh populer.”Sangat jarang menu ini tersisa”, ungkap Reza.

 

            Kelezatannya terletak pada rasa asli ikan yang berjenis baung atau patin itu sendiri, gurih dan manis.  Itu pun masih ditambah lagi  dengan rasa asap yang masih membekas dalam kelembutan  putihnya daging ikan, memberi aroma khas yang menghangatkan hidung dan pastinya memberi nuansa tersendiri pada lidah anda. 

 

            Yang lebih seru adalah ketika rasa daging ikan asap yang manis itu harus  bertempur dengan pedasnya bumbu gulai yang membaluri badan si ikan salai. Rasa manis dan pedas membaur menjadi suatu kombinasi rasa yang sukar dicari tandingannya. Efeknya, mungkin anda berkeringat, memenuhi lidah anda dengan udara sambil bergumam hamm, dan mencari cara terbaik untuk bertahan agar dapat menghabiskan ikan salai semalam.

 

            Tapi jangan takut, sesuai rekomendasi, ikan ini biasa disajikan dengan tumis kangkung atau tumis tahu-tempe sebagai penawar rasa pedas yang ada pada gulai dari tanah riau ini. Tidak cuma itu, setelah pertempuran anda dengan masakan ini berakhir, anda dapat memilih pulut durian yang harum dan manis khas tapanuli sebagai pereda pedas. Juga, jika masih harus menggumam hamm,  teh jialing asli medan bisa menjadi solusi ampuh. Soalnya, di dalam minuman ini, terdapat racikan teh dan cincau yang rasanya dijamin segar. 

 

            Tentang harga, untuk mencicipi gulai ikan semalam ini, kocek yang anda rogoh tidak terlalu dalam, cukup 13 ribuan. Temannya, si  tumis kangkung pun bertarif ekonomis, hanya 6 ribuan. Sementara, pencuci mulut pulut durian berharga 10 ribuan dan teh jialing berharga serupa, 8 ribuan. Jadi total untuk berpetualang satu paket makanan di Raja Melayu, cukup menghabiskan duit sekitar tiga puluh lima ribuan, so, bagaimana? Tertarik  untuk mencoba?   

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

 

 

Tidak ada komentar: