Sabtu, 24 Januari 2009
petuah imam syafii
Kamis, 22 Januari 2009
gencatan senjata
jalan
Kamis, 15 Januari 2009
milad
Kamis, 08 Januari 2009
doa
Gurihnya Ayam Panggang Berkuah Santan
Bagi anda yang bertamsya ke Kebun Raya Bogor, cobalah mampir sejenak ke Jl. Surya Kencana, tepat di depan pintu masuk kebun raya. di tengah jalan yang ramai dengan pedagang kuliner tianghwa tersebut, terdapat satu penjual ayam panggang yang namanya telah melegenda. Dia lah ayam panggang santan koh cain.
Cuma, anda harus bergegas untuk membeli ayam panggang di tempat ini. Pasalnya kedai ini cuma buka selama tiga jam, dari pukul 08.00 hingga 11.00 siang. Soal harga, berkisar rata-rata. Ayam panggang ini dijual seharga sembilan ribu rupiah untuk setiap potongnya.
Sebenarnya agak sulit untuk mengatakan tempat ini adalah sebuah kedai. Coba lihat, tidak ada meja, bangku, bahkan tikar untuk menjamu para pengunjung. Di tempat yang cuma mengambil 5 meter bagian dari trotoar itu, hanya ada alat panggang dan tiga orang yang sedang berbagi tugas menyiapkan sajian ayam panggang.
Walau tidak menyediakan servis untuk makan di tempat, hal ini tidak membuat surut niat para pelanggan untuk membeli menu di kedai yang berusia lanjut itu. Malahan mereka berebut antre membeli ayam panggang ini. Walhasil terutama di waktu week end. ayam panggang ini sudah ludes terjual di saat hari belum lagi siang. “Kalau sudah sabtu-minggu, biasanya baru jam setengah sebelas sudah habis”, tutur Koh Cain.
Wajar walau dengan tempat yang minimalis ayam panggang santan Koh Cain masih dicari para pelancong dan masyarakat sekitar. Pasalnya, wangi ayam panggang ini begitu menggoda orang yang berlalu lalang di ruas jalan surya kencana. Ini masih di tambah dengan reputasi Koh Cain sebagai penjual ayam panggang yang sudah bertahan selama 30 tahun, membuat para pelanggan yang umumnya orang tiang hwa, segan untuk pindah ke lain hati.
Bagaimana dengan rasa? Emm.. anda mesti merasakan rasa gurih berteman manis yang dominan pada ayam panggang ini. Bumbu yang dimasukkan ketika ayam digeprek dengan batu membuat rempah yang berasal dari kemiri, jahe dan lada lebih terasa. Plus kuah santan berwarna abu-abu yang membasahi potongan ayam panggang. Selain menegaskan kembali rasa gurih yang memang sudah ada dalam ayam, santan ini juga menyajikan rasa asam yang agak kecut memberi kejutan pada lidah anda.
Tapi, anda akan berkata ‘tambah lagi’ ketika mencocol si ayam panggang dengan sambal gandaria yang segar. Rasanya mirip-mirip dengan sambal ganja khas aceh yang menawarkan rasa pedas yang segar dan natural.
Koh Cain tidak sembarang meracik bumbu ayam panggang santan ini. Ia mewarisi racikan si ayam panggang santan dari paman yang pertama kali mengajaknya untuk membuka usaha ayam. Koh Cain bercerita dulu ketika muda, ia sempat berniat untuk membuka usaha di Bandung, sang paman mencegahnya. Alasannya, paman mengkhawatirkan akan di mana Koh Cain muda akan tinggal.
Koh Cain pun terpengaruh rayuan sang paman. Ia akhirnya mengalihkan niat untuk hijrah ke Kota Kembang dan lantas membuka usaha di Bogor. “Pertama kali buka toko di pinggir Yogya departement store”, tutur Cain yang kedainya pindah sejak tahun ke samping toko ngesti.
Keputusan Koh Cain untuk mengikut jejak usaha sang paman membawa berkah. Setelah dua bulan berjalan, usaha ayam panggang santan tidak henti diserbu pengunjung. “Dulu dalam sehari, ayam panggang bisa habis 45 ekor, saya pun bisa mendapatkan untung lumayan besar”, tuturnya.
Laba yang diperoleh berbilang besar. Ia dapat menikmati duit sebesar Rp. 500 ribu per bulan atau rata-rata Rp. 17.500 saban kali jualan. “Itu dulu, waktu ayam ini dijual seharga Rp.350 per potong”. Dengan modal yang ada, ia mulai merekrut tiga orang karyawan yang diambil dari tetangga-tetangganya. Total jenderal, hingga saat ini, pria usia 52 tahun itu telah dua puluh kali mengganti karyawan dengan jumlah yang sama.
Hanya saja, uang yang berlimpah membuat Koh Cain segan untuk berhemat. Ia mengaku suka menghambur uang di tempat-tempat hiburan seperti diskotek. “Dulu, dalam dua tahun bisa 35 juta uang saya habis”, jelas Koh Cain.
Kebiasaan ini membuat usahanya berjalan di tempat. Lihatlah laba yang dihasilkan, dengan jenjang waktu yang sudah berlangsung selama tiga puluh tahun, Koh Cain kini cuma beroleh untung bersih sebesar 250 ribu rupiah saban kali jualan. “Ini kalau semua ayam saya habis, kalau tidak laku bisa kurang bahkan rugi”,
Seiring dengan usia yang bertambah, Koh Cain pun semakin bijak. Pria bertubuh gempal ini bertekad untuk segera bangkit dari masa lalu yang penuh kelam. “Impian saya kini adalah bagaimana bisa mempunyai kedai sendiri”, tekadnya bulat.
Bertualang masakan sabarang di Rajo Melayu
Khazanah kuliner melayu memang tidak sebatas di tanah padang. Walau menu minang lah yang lebih umum dikenal orang, namun jangan lantas meremehkan masakan dari penjuru melayu lainnya. yang menawarkan menu khas nan menggiurkan.
Ingin merasakan masakan melayu dari A hingga Z? kepala kakap yang bersantan kental, pedasnya rendang daging sapi, gurihnya gulai ikan asap atau ikan salai sampai manisnya pulut durian? Atau anda masih penasaran dengan beverage asli Malaysia seperti kopi tarik dan teh tarik? Tidak perlu repot untuk pergi ke tanah seberang, aneka masakan melayu ini dapat anda nikmati di sebuah resto yang ada di tanah keramat para penikmat kuliner, Bandung.
Adalah Rumoh Makan Raja Melayu, resto ini bernama. Letaknya, persis di pertigaan Jalan Citarum. Akan tetapi jika anda kurang familiar dengan jalan tersebut, maka lihatlah Gedung Sate sebagai patokan. Raja Melayu terletak cuma sekitar 200 meter dari arah selatan gedung kebanggaan warga Bandung itu.
Resto ini buka dari jam 10.00 hingga jam 22.00 dan akan sangat penuh pada jam sibuk ketika lunch time, sekitar pukul 13.00 dan saat makan malam di pukul 20.00. Maka, jika anda ingin lebih khidmat mencicipi menu di resto ini, datanglah di luar waktu tersebut. Syaratnya, jangan terlalu malam, karena pastinya pilihan menu di Raja Melayu akan semakin berkurang.
Lahir pada 9 Mei 2007 lalu, Raja Melayu mempunyai misi ingin mempopulerkan beragam jenis masakan dari tanah melayu ke masyarakat luas. Maka, maklumlah bila sebelum berdiri, anak cabang dari PT Tirtagangga Tirtamaya ini menyiapkan tim khusus untuk mencari aneka masakan rumah di penjuru sumatera. “kami mengadakan riset untuk mencari aneka masakan melayu selama delapan bulan ke berbagai tempat dari taman mini sampai sumatera”, tutur Senior Bussines Development Rumoh Makan Raja Melayu, Reza Mahdi.
Jadi jangan heran bila anda menemukan menu referensi baru seperti ayam tangkap, teh jialing, daun ubi tumbuk atau pajri nanas. Kesemuanya merupakan masakan asli melayu yang mempunyai tarif variatif , dari enam ribu hingga limapuluh ribuan.
Untuk ukuran rumah makan, Raja Melayu pun tergolong mewah. Coba tengok bangunannya yang megah, tempat parkir yang bisa menampung sampai 30-an mobil, hingga ruang makan yang juga bisa menampung sekitar 200 orang tamu, kian memberi kesan luks pada resto yang baru berdiri satu tahun ini.
Ada satu nilai tambah yang mungkin tidak anda temui di restoran lain, para waitress dengan busana khas melayu yang mempunyai wajah rupawan. Yang lebih unik adalah label nama yang ada di dada kiri mereka, di sana, nama menu favorit tertera seperti kepala kakap atau gulai ikan salai. “Dengan cara ini, kita ingin para pengunjung tetap ingat kepada menu yang telah dimakan”, aku Reza.
Setelah disambut oleh para pelayan, anda pun akan disuguhi interior melayu yang menggabungkan corak modern dan tradisional. Komposisi warnanya pun terkesan dinamis. Gabungan merah, kuning dan hijau yang menghias warna dasar putih akan memberi energi lebih kepada anda untuk menyantap beragam masakan melayu, lagi-dan lagi.
Soal menu, jika anda bukan orang melayu, jangan sungkan untuk meminta rekomendasi para pelayan. Soalnya, selain penuh dengan alternatif, ada beberapa menu utama masakan yang cuma cocok dikombinasikan dengan pasangan menu tertentu. “Seperti gulai ikan salai semalam ini cocok disajikan dengan tumis kangkung sebagai penawar rasa gulai yang sudah terlalu pedas”, Reza menerangkan. Menu yang dicontohkan Reza ini memang tercatat sebagai satu dari beragam menu andalan di resto ini. Di mata pengunjung, masakan khas Riau tersebut sungguh populer.”Sangat jarang menu ini tersisa”, ungkap Reza.
Kelezatannya terletak pada rasa asli ikan yang berjenis baung atau patin itu sendiri, gurih dan manis. Itu pun masih ditambah lagi dengan rasa asap yang masih membekas dalam kelembutan putihnya daging ikan, memberi aroma khas yang menghangatkan hidung dan pastinya memberi nuansa tersendiri pada lidah anda.
Yang lebih seru adalah ketika rasa daging ikan asap yang manis itu harus bertempur dengan pedasnya bumbu gulai yang membaluri badan si ikan salai. Rasa manis dan pedas membaur menjadi suatu kombinasi rasa yang sukar dicari tandingannya. Efeknya, mungkin anda berkeringat, memenuhi lidah anda dengan udara sambil bergumam hamm, dan mencari cara terbaik untuk bertahan agar dapat menghabiskan ikan salai semalam.
Tapi jangan takut, sesuai rekomendasi, ikan ini biasa disajikan dengan tumis kangkung atau tumis tahu-tempe sebagai penawar rasa pedas yang ada pada gulai dari tanah riau ini. Tidak cuma itu, setelah pertempuran anda dengan masakan ini berakhir, anda dapat memilih pulut durian yang harum dan manis khas tapanuli sebagai pereda pedas. Juga, jika masih harus menggumam hamm, teh jialing asli medan bisa menjadi solusi ampuh. Soalnya, di dalam minuman ini, terdapat racikan teh dan cincau yang rasanya dijamin segar.
Tentang harga, untuk mencicipi gulai ikan semalam ini, kocek yang anda rogoh tidak terlalu dalam, cukup 13 ribuan. Temannya, si tumis kangkung pun bertarif ekonomis, hanya 6 ribuan. Sementara, pencuci mulut pulut durian berharga 10 ribuan dan teh jialing berharga serupa, 8 ribuan. Jadi total untuk berpetualang satu paket makanan di Raja Melayu, cukup menghabiskan duit sekitar tiga puluh lima ribuan, so, bagaimana? Tertarik untuk mencoba?