Jumat, 06 Februari 2009

biar hasrat bicara

satu hal yang rajin ku ulang-ulang (affirmasi) setelah membaca buku mas yasraf amir piliang, Tuhan-Tuhan Digital. aku bangun, tersentak. manusia postmo.

baiklah, mari mulai dengan definisi.  postmodern adalah suatu paham yang memandang tidak dibutuhkannya lagi garis demarkasi atas dalih apapun, entah itu moral, hukum atau agama. biarlah hasrat (passion) yang mengatur menjelma menjadi Tuhan. Setelahnya, akan ada konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung. salah satu diantaranya adalah hiperrealitas. kata dia,"ketika hasrat manusia sudah terlampau jauh, segala teknologi sudah tercapai, maka tidak ada lagi impian karena semua impian sudah terjadi." hakikat sudah menjadi bias saru dengan tanda. tanda berkerumun berjuta-juta menyerang hakikat.hakikat pasrah, dia kalah. para pemirsa pun kini hanya bisa melihat tanda, cuma itu, tidak lebih!lihatlah remote kontrol yang saban pagi sampai malam di pijit berganti dari channel satu ke channel lain yang jumlahnya sudah ratusan bahkan ribuan. mereka terjebak dengan arus tanda yang kuatnya sudah mencapai miliaran volt. mau tidak mau, tanda harus diproduksi untuk melanggengkan keuntungan. massif dan sering, sampai tidak ada lagi yang bisa diproduksi. semua atas nama satu nama, keuntungan. 

Lalu, dimana gerangan manusia postmo? dia adalah resi yang pasrah tapi tahu apa itu hakikat. cuma dia acuh dan membiarkannya kacau karena dengannya, akan muncul hukum baru terus dan terus laksana kulit bawang yang berlapis. asal itu "atas nama hasrat." kalau boleh bercerita, aku pernah melihat aksi mereka di atas panggung nyata. ketika itu, di sebuah sidang musyawarah besar mahasiswa, setelah pemilihan raya dijalankan, muncul wacana agar diadakan pemira ulang. sebabnya, calon tunggal. karena berlarut-larut dan pemira ulang tidak kunjung diadakan lalu diadakanlah suatu sidang istimewa atas kesepakatan beberapa pihak. nah, dalam sidang inilah wacana berkembang dari pengadaan pemilu ulang menjadi pembubaran BEM Fakultas. wah, aksi teatrikal yang sangat seksi. beberapa peserta mengangguk karena retorika. aturan sidang ditabrak,bahkan lucunya, AD/ART pun dienyahkan. dia cuma berkata "jangan anggap ADART ini seperti alquran yang harus dipatuhi" dan sidang pun patuh. BEM dibubarkan. 
begitulah kawan, aksi teatrikal manusia postmo yang bereksploitasi dengan hasrat. maka, berhati-hatilah. 


Tidak ada komentar: