Kamis, 13 Desember 2007

adab

cuma satu kata, tapi bisa bermakna beda, fatal dan curam.
alkisah,di zaman baheula, di suatu daerah propinsi di republik ini, seorang anak kampung membunuh salah seorang teman sejawatnya, entah apa dengan apa dan bagaimana dia membunuh yang jelas, walhasil kematian harus menjemput teman sejawat itu.
lalu, dia pun dihakimi. si anak kampung pembunuh, diarak ke alun-alun dan ditanyai macam-macam. kepala suku menjatuhkan vonis. dia bersalah, harus menerima hukuman!
Mati!
si anak kampung pembunuh dibunuh kembali, tapi sayang, caranya berbeda.
ia mati tanpa bekas. tubuhnya dibagi-bagi ke seluruh penduduk kampung untuk menjadi santapan keluarga. adat berbicara agar dosa tertanggung oleh semua, terbagi rata.

seorang penyair berkisah tentang cerita berbeda. di satu jalan di Amsterdam, ia bersepada dengan rekan sekerja. rupa-rupanya, sang rekan terlalu cepat melaju, sampi di tikungan, ia pun tertabrak oleh sepedawan lainnya, orang belanda. alih-alih bertengkar, main hantam atau main pukul seperti yang terjadi di salah satu negara di dunia ini, sang sepedawan yang tidak enak hati, cukup mengatakan its ok, apa kamu terluka?

jelas kurva yang jauh bagi suatu peradaban berbeda. manusia mengalami evolusi nilai, hari demi hari. kebutuhan menjadi penyebab. teori darwin mengenai seleksi alam menjadi justifikasi. tapi percayalah, nurani mempunyai gelombang yang sama.

Tidak ada komentar: